Perjalanan ke
Flores (NTT) desember kemarin
benar-benar mengubah hidup saya.
Saya kembali diajarkan tentang kesederhanaan, tentang ketulusan,
tentang betapa pentingnya "take and give" terhadap alam.
Saya menemukan kembali optimisme untuk membangun Indonesia
yang lebih baik, di mata para penduduk kampung komodo,
nyata terasa bahwa mimpi para founding fathers negara ini belum mati.
mimpi itu tetap mengalir hingga di timur republik ini
semangat yang tak pernah padam di hati
para awak kapal yang saya tumpangi, hal itu saya dapati ketika
suatu malam seusai makan saya iseng bertanya kepada salah satu ABK,
"Bapak Bangga tidak jadi orang Indonesia?"
"BANGGA" jawabnya.
saya penasaran apa yang membuat pelaut sumbawa ini
bisa berkata demikian, kemudian saya ajukan satu pertanyaan lagi
"bukannya disini pemerataan pembangunan selalu jadi masalah?"
dengan santai dia menjawab..
"Tak ada satupun permasalahan pelik di negeri ini yang
jadi alasan saya buat tidak bangga menjadi orang INDONESIA"
for your info guys, NTT adalah salah satu daerah di Indonesia yang
sampai sekarang masih bermasalah dengan angka kematian anak paling tinggi.
masalah mereka tidak hanya dari kesehatan namun juga pemerataan pembangunan.
bayangkan jawaban heroik seperti itu saya dapatkan dari seseorang
yang kemampuan ekonominya tidak sebaik kita, kehidupannya tidak seberuntung kita.
optimisme seperti ini yang tidak saya temukan di mata teman-teman saya.
dari perjuangan mereka saya jadi ingin terus berkarya dan membuktikan
bahwa tak ada yang sia-sia jika kita terus berusaha.
saya termenung dan sadar.
tugas kita adalah menjaga mereka
karena mereka juga bagian dari Indonesia,
sayangi mereka karena rasa sayang itu akan berbuah menjadi harapan.
kamu & aku bisa membuat mereka ada pertolongan
harapan itu harganya mahal sekali tanpa harapan,
entah apa yang akan terjadi kepada mereka.
"IRONIS mengingat NTT adalah daerah termiskin di Indonesia,
sementara saya justru merasakan keindahan alam yang luar biasa
dan belajar begitu banyak hal dari sini.."
Banyak orang Indonesia yang pergi liburan
ke kota-kota yang sama Jakarta, Bandung, Jogja, Bali.
atau luar negeri seperti Malaysia, Singapore, Thailand.
ngga ada yang salah dengan destinasi diatas tapi
tidakkah kalian ingin membuktikan dengan mata kepala sendiri
bahwa Indonesia itu keren banget!
Indonesia luaaaaaaaaaaasnya ternyata bukan cuma di buku tapi emang luas!
selama berlayar dari lombok ke flores saya melihat begitu banyak
pulau-pulau yang tidak ada penghuninya dan indah!
dari tempat yang sering didengar sampai yang ngga ada dalam peta,
dari yang lautnya mirip akuarium raksasa sampai bukit-bukit dengan kontur
mirip di film Hobbit, bayangin Hobbit House itu lokasinya di New Zealand
dan kita punya KW SUPERNYA, malah menurut saya lebih bagus karena
tempatnya langsung menghadap ke laut.
Ada beberapa tempat di perjalanan ini yang melekat di hati saya
dan akan saya ceritakan, mengapa..
1. Pulau Satonda
|
Kajol, salah satu dedemit Satonda. |
Pulau ini unik dan keren!
memiliki danau purba yang berusia ribuan tahun ,berair asin.
pulau ini dahulunya bekas gunung api bawah laut,
ketika gunung Tambora meletus, letusan itulah yang
menciptakan danau berair asin ini.
karena cahaya matahari tidak tembus maka mahluk hidup
yang tinggal di danau ini tidak pernah berusia lama
ikan-ikan ini disini hanya bisa tumbuh sebesar kelingking
orang dewasa kemudian mati.
tapi keindahan Danau air asin serta ketenangan di danau inilah
yang membuat saya jatuh cinta dengan Satonda.
rimbun pohon disekitaran danau juga menambah damai suasana,
hari itu diantara 20 orang hanya saya & robin yang berenang di danau ini
airnya yang hangat bikin males buat ngapa-ngapain,
namun sayang saya tidak bisa berlama-lama disini.
2. Gili Laba
what i can say about this place adalah panorama landscape
khas Indonesia yang maha pecaaaaaah!
saya punya istilah sendiri buat menamakan panorama ini yaitu Jurassic-scape
entah kata apa yang paling tepat untuk mendeskripsikan
keindahan Gili Laba "Surga kecil turun di Nusa Tenggara" mungkin?
perjalanan dari Satonda menuju Gili Laba ini memakan
waktu 18 jam ditemani ombak yang bikin puyeng,
tidur diatas deck yang super sempit, rebutan selimut, angin kencang,
untuk ke toilet saja mungkin harus mikir 2 kali,
ngga mau kan kecipratan air kencing atau boker lu sendiri?
but it's fun tho. salut buat para ABK yang semalaman ngga tidur.
|
"And all the brave boat crews.."
|
18 jam terombang-ambing di lautan tadi ternyata belum
cukup untuk bisa menikmati surga kecil ini, kita harus mendaki
selama 45 menit dengan medan yang cukup terjal.
dan EDAN-nya saya dan kajol naik ke puncak
sambil genjrang-genjreng ukulele! itu membuat Andrew tergelitik,
seraya berkata "Damn, you guys just made this look very easy.."
|
To infinity and beyond! |
|
And Kajol still can take picture during hiking? |
|
Green green grass of home |
|
"part-time lovers and full time travellers.." |
|
mikir.. |
Tadaaa!!
WE ARE ON TOP OF THE GILI LABA!!
ketika sampai di puncak Gili Laba saya merinding..
Takjub dan tidak mampu berkata-kata karena saking indahnya
saya menitikkan air mata, foto diatas adalah dimana
momen itu sedang berlangsung dan ternyata diabadikan oleh Kajol,
saya baru sadar foto diatas diambil ketika sudah sampai di Labuan Bajo.
ketika turun dari Gili Laba dan melanjutkan
perjalanan ke-Pink Beach, serta pulau Komodo,
saya menulis footnotes ini di handphones saya..
"seandainya orang Indonesia melihat apa yang saat ini saya lihat,
mungkin mereka berhenti pesimis dengan negara ini,
melihat Indonesia yang bukan hanya Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogja,
Semarang, Indonesia yang bukan hanya pulau Jawa.
kalau ada yang bilang kita tidak punya potensi maka dia BUTA.
tidak usah takut kalau kita belum mampu memaksimalkan potensi tersebut
kita punya banyak waktu, trust me, Indonesia akan terus ada ketika kita
tak henti memperjuangkannya. memang Indonesia tidak sempurna
banyak kurangnya tapi negara lain juga punya kebobrokan sendiri.
Indonesia itu tidak jelek-jelek amat, HANYA SAJA kita terlalu fokus
pada kekurangan itu sehingga lupa untuk fokus pada potensi-potensi yang ada."
|
"Untuk Indonesia kita punya semua, seribu budaya dan kekayaan alam yang takkan terkalahkan - SID" |
3. Rinca the Island of Wilderness
Akhirnya kami berhasil menjejakkan kaki di pulau ini,
pulau penuh legenda berisi hewan purbakala, Komodo namanya.
Sabana gersang, alam liar dan panas bukan kepalang!
kalimat yang tepat untuk menggambarkan pulau ini.
mungkin banyak dari kalian yang sudah sering mendengar
tentang kemasyuran pulau komodo karna itu yang akan
saya ceritakan sedikit berbeda dan lebih personal
karena disini saya mengalami pengalaman nyaris
bersinggungan dengan kematian.
Hari itu kami sampai di rinca sekitar Jam 8 pagi,
tidak ada yang menarik awalnya walaupun pulau Rinca
menawarkan eksotisme khas padang sabana afrika.
|
"Dari rimbun pohon bakau itu para Komodo muncul dan mengepung kami selama 20 menit.." |
Ketegangan bermula ketika datang rombongan dari salah satu Bank
besar di Indonesia, saya tidak bakal sebut nama Bank-nya
tapi jika kalian penasaran silakan tanyakan di bagian komentar :D
rombongan ini melanggar hal yang paling taboo dilakukan
di tempat cagar alam satwa liar seperti ini, mereka membawa KAMBING
untuk diberi makan kepada Komodo, dulu saat taman nasional ini baru dibuka
pemberian makanan ini sebenarnya sempat diperbolehkan tapi dihentikan
pada tahun 1994, karena menganggu rantai makanan serta ekosistem
di pulau tersebut dan tentunya yang paling mengkhawatirkan adalah
jika hewan liar tersebut terbiasa diberi makan oleh manusia
mereka akan kehilangan rasa TAKUT terhadap kita.
Ambil contoh di Taman Nasional Yosemite & Alaska (Amerika Serikat)
meninggalkan sisa makanan atau dengan sengaja memberi makan
kepada Beruang atau Serigala akan ditindak dengan denda yang sangat besar,
namun hal sebaliknya terjadi di Taman Nasional Komodo,
rombongan tadi telah membayar mahar yang cukup besar kepada pihak
taman nasional sehingga mereka bisa mengantongi izin dari pengelola
untuk bisa membawa kambing, selanjutnya yang menjadi tumbal
adalah Ranger dan KAMI!
para ranger harus bekerja ekstra keras untuk mengamankan
pengunjung karna Komodo dari berbagai penjuru pulau berkumpul ditempat
dimana bangkai kambing tadi tergeletak dan mereka menjadi sangat agresif
terhadap apapun. bagi yang belum tau Komodo dapat mencium
bau darah dan bangkai sejauh 10km!
saat perjalanan balik ke kapal kami dikepung oleh 10 Komodo
dan hanya ditemani oleh 3 orang Ranger!
sebab ranger lain ditugaskan untuk menjaga rombongan Bank tadi,
masing-masing diantara mereka cuma bersenjatakan tongkat!
i still don't have idea, how much they paid for all the things in here.
kami stuck ngga bisa kemana-mana hampir 20 menit.
Bayangin mau kabur kemana coba?
they can run, swim, climb, had poisonous bite, sharp claws, and love to eat meat!
saya masih ingat salah satu Komodo yang paling agresif saat itu
dipanggil oleh para ranger dengan sebutan "Kolor Ijo"
karna dalam 4 bulan terakhir telah melakukan penyerangan
selama 3 kali, karna tidak mau kecolongan
pada penyerangan ke-3 para Jagawana menangkap Kolor Ijo
dan menandai ekornya dengan 3 garis berwarna hijau.
"but thankfully i survived in Komodo island.."
Disini saya berkenalan dengan Pak Dino salah satu Ranger/Jagawana
di pulau Rinca, jika ranger lain bekerja dengan tongkat
berbentuk trisula sederhana, lain hal dengan milik pak dino
beliau selalu menggunakan tongkat handmade buatan sendiri.
tongkatnya keren (serius), diukir dan diwarnai dengan teliti.
ada cerita menarik dari pak Dino, tongkat miliknya itu pernah ditawar
seharga 20 juta oleh wisatawan Russia, tapi beliau menolak
dan dengan enteng menjawab "Thank you, but you can't buy my pride, sir.."
|
"tinggal pasang senar bisa jadi gitar.." |
4. Labuan Bajo
Labuan Bajo, adalah tempat dimana akhirnya kapal kami berlabuh
setelah berlayar selama 5 hari, mengarungi ganasnya laut Sumbawa,
melihat cakrawala berbeda di tiap harinya, serta bertemu
dengan traveller dari penjuru dunia.
that was priceless moment.
hal yang paling membahagiakan tentunya..
akhirnya saya bisa
MANDI!Labuan Bajo adalah titik transit jika kalian
ingin pergi ke Pulau Komodo atau menikmati
keindahan alam bawah laut khas Indonesia Timur.
kota kecil yang padat dengan aktivitas
di perairan karna ratusan kapal nelayan berlalu lalang setiap harinya
hilir mudik datang membawa tangkapan ikan, keadaan tersebut
berbanding terbalik jika kita sudah sampai di daratannya,
cenderung lebih tenang, walaupun tidak dapat saya sangkal
bahwa 5-10 tahun ke depan Labuan Bajo akan segera menjadi
kota pelabuhan seperti Cape Town di Afrika Selatan.
karena setelah pulau Komodo mendapat perhatian luas dari wisatawan dunia,
kota kecil nan indah ini terkena imbasnya, terlihat begitu maraknya
pembangunan resto, hotel, serta bar-bar yang mulai nampak disana-sini.
Alasan kenapa Labuan Bajo mendapat tempat di hati saya karna
tempat ini benar-benar mengingatkan saya akan Putussibau
sebuah kota kecil yang terletak di Kapuas Hulu,
even i was born in Pontianak,
"i thank for that town they shaped my life
and gave me so much room to grow.."
Kembali membahas tentang Labuan Bajo,
lucunya semua penduduk disini yang bisa bawa motor
bisa jadi ojek, karna akses jalan belum banyak jadi
orang cenderung melewati rute-rute itu saja,
para wisatawan cukup melambaikan tangan, hehe.
dan hal yang bikin saya jatuh cinta setengah mati
dengan Flores adalah you can't go 50 meters
away without smile because everybody loves smile.
bahkan ada sebuah anekdot tentang orang Flores.
Sekali mereka tersenyum, hilang sudah neraka di wajah mereka!
|
yang mana neraka, yang mana surga? |
jika kalian berkunjung kesini coba untuk tersenyum dan
senyuman kalian tadi akan dibalas dengan berkali-kali lipat.
sayangnya saya cuma menghabiskan 2 hari di Labuan Bajo,
karna sebenarnya begitu banyak tempat yang epic disini seperti
Desa Wae Rebo, Kenawa Island, Batu Cermin,
Ruteng, serta masih banyak lagi.
Indonesia timur adalah negeri yang luar biasa indahnya.
saya tahu karena saya melihat dengan mata kepala saya sendiri
bukan karena saya nonton tv & baca.
travelling book atau acara-acara adventure di tv akan memberi tahu
hal yang sama bahwa Indonesia luar biasa, tapi berbeda sekali
dengan benar-benar melihat "keluarbiasaan" itu.
Perjalanan ini juga membuat saya sadar bahwa para pemimpin
harus diingatkan kembali, bahwa jauh di penjuru timur dan barat Indonesia.
Ada mereka yang benar-benar bekerja bukan untuk materi semata.
Ada mereka yang memperjuangkan ke-bhinekaan untuk tetap hidup di tempat seperti ini
contohnya salah satu masjid di labuan bajo pada sholat jumat
dijaga oleh para pemuda-pemuda desa yang mayoritas beragama kristen
bahkan ada gereja yang mempersilakan para umat muslim
untuk parkir di halaman gerejanya.
Begitu banyak rakyat yang bekerja untuk tetap menjaga tenun kebangsaan.
Untuk membuat "Indonesia Bersatu" bukan "Satu" seperti yang diinginkan
kelompok-kelompok radikal di Indonesia, dan sudah seharusnya mereka-mereka
yang menjaga tenun kebangsaan inilah yang semestinya mengisi wajah dan cover
di media kita, agar anak-cucu kita di kota berkaca bahwa teman-teman
seumuran mereka sudah punya jalan dan perjuangan
untuk membangun Indonesia yang lebih baik,
meski mereka teramat jauh dan tersisih tetapi mereka tetap
memilih takdir awal rakyat Indonesia yaitu "Berjuang".
Saya jadi ingat obrolan singkat saya dengan mas Pandji Pragiwaksono
beberapa waktu yang lalu ia sempat bilang..
"Energi anak-anak muda Jakarta itu banyak tapi tidak
ditempatkan pada titik-titik yang tepat."
misalnya, "kenapa ya Olga kalau masuk tv kerjaannya nangis mulu?"
terus beliau melanjutkan "ini adalah salah satu alasan kenapa koneksi
internet didaerah-daerah lain di Indonesia tidak secepat Jakarta.
Bayangin kalau daerah-daerah lain di Indonesia yang tidak semaju Jakarta,
yang punya masalah lebih kompleks ketimbang Jakarta, yang punya
angka kematian bayi & ibu tertinggi di Indonesia mempunyai
koneksi Internet yang sama kencangnya dengan Jakarta.
para penduduk tadi bisa protes dan semua orang akan tau
masalah sesungguhnya yang ada di Indonesia.
the Jakartans with the access of internet that you have,
they complain few things. even when children died in
East Indonesia you never know it.
Kenyataan sebenarnya adalah pemerintah membiarkan ini semua terjadi,
ada ketakutan ketika daerah-daerah terpencil tadi mendapatkan
akses internet yang sama, mereka jadi bisa bicara
sebebas-bebasnya, bisa ngetwitt dimana aja
and the next thing will be happen is the government can't control it.
dengan ini saya akhiri tulisan perjalanan saya di Indonesia timur
terima kasih untuk yang sudah membaca dan silakan komen,
karna komentar-komentar kalian sangat berarti buat blog ini.
ini adalah kutipan terakhir yang saya tulis di dalam pesawat
ketika menuju Bali.
"Indonesia adalah tanah dan air, jelajahi tanahnya,
selami lautannya, baru kita semua mengenal Indonesia.
Terus hidup dan terus belajar kawan, demi masa tua tanpa sesal,"
|
Diaz Mraz - "Seorang pemuda yang begitu mencintai Indonesia.." |
No comments:
Post a Comment